Kamis, 15 September 2011

My Inspiring


Kalian tw siapa dy?
Dy orang yg kau takuti selama ini, selalu jd momok menyebalkan apalagi jika harus langsung berhadapnnya dengannya..
Dy yg fikirannya tak tebantahkan, tp selalu membuat frustasi..
Siapa orang yg tdk pernah tertohok olehnya?
Hebatlah orang itu, jk ada..
Jelas semua orang pasti akan merasakan segala "prosedur gilanya" -itu anggapan kita-

Bukan.. Bukan..
Sejatinya bukan karna dy memang begitu..

Jika kalian tw siapa dy?
Silahkan kau beristighfar sebanyak2nya..
Karna sungguh  dia sedang memberikan pembelajaran..
Dialah sang pengajar sejati?
Karna dy punya seribu cara u/ buatmu menyadari dan memahami kata "seharusnya"
Dialah sang penantang sejati?
Kalian ingat bgmn dy bermain dgn pedang'y, disitulah dy sdg memberikan challange hanya u/ mereka yg patut d sebut pemberani

Sosok ini bukan rasul yg penuh dgn ketauladanan tanpa cacat..
Sungguh dy penuh salah dan khilaf
Tp dy punya izzah yg kuat, itulah yg membuatnya berbeda

selama ini kalian selalu berfikir sulit menaklukan hatinya, tp sejatinya mudah saja kawan membuatnya luluh..
"ikuti aturan mainnya"
Hanya itu..
Sederhana khan?
Tp kadang tak sembarang orang memahami tabiatnya


[special dedicate for my inspiring]
Sungguh tak ada sesal sedikitpun ktk hati mulai menisbatkannya sbg sosok inspirasi..

Jumat, 02 September 2011

Aku, kamu, kalian adalah KITA

malam ini,

makin kuterperi menahan sesak jiwa

Siluet bayang kalian muncul

Dalam pejam mataku..


Aku terjaga..

Krn setiap terbayang wajah kalian sungguh

Semakin sesaklah dada ini..


Aku, kamu, kalian

Jika memang berbeda

Apakah harus berpisah?


Aku, kamu, kalian

Yang dulu adalah KITA

Kenapa tak bs lg satu

Hanya krn qt memilih jalan masing2


bahkan kini aku lupa kpn ramadhan terakhir

Yg qt lewati bersama

apa pembicaraan terakhir yg membuat qt

Msh tertawa bersama

kemana langkah qt terakhir yg qt ayuhkan bersama


Apakah kalian ingat?

Mungkin kalian pun lupa

Krn sudah terlalu usang memori itu tersimpan

Atw mungkin telah kau hancurkan segalanya..


SAhabat,

Bukankah qt telah berjanji menjadi saudara..

Lalu bukankah..

Tak ada yg hilang dr ingatan

Tak ada yg pergi dr hati

Jika bersaudara


Sahabat,

Dmn kalian...????

Rabu, 31 Agustus 2011

kubaca firman persaudaraan

Salim A. Fillah

Ktk ku bc firmanNy,"sungguh tiap mukmin bersaudara"
Aku mers, kdng ukhuwah/tak perlu dirisaukan
Tak perlu, krn ia hnylah akbt dr iman

Aq ingt pertemuan pertama qt, saudrku sayang
Dlm dua dtk, dua dtk sj
Aq tlah mrasakan perkenalan, bahkan kesepakatan
Itulah ruh2 qt yg slg sapa, berpeluk mesra
Dgn iman yg menyala, mrk tlah mufakat
Meski lisan blm slg sbt nm, & tgn blm b'jbat

Y, kubaca lg firmanNy, "sugguh tiap mukmin bersaudara"
Aq tw, persauraan tak perlu dirisaukan

Krn saat ikatn melemah, saat keakraban qt merapuh
Saat slm trs menyakitkan, saat kebersamaan serasa siksaan
Saat pemberian bagai bara api, saat kebaikan justru melukai
Aq tw, yg rombeng bkn ukhuwah qt
Hny iman2 qt yg sdg skt, atw mengerdil
Mngkn dua2'y, mungkin kau saja
Tentu terlebih sering, imankulah yg compang-camping

Kubaca firman persaudaraan sdrku saya& aq mkn tw, mengapa di kala lain di ancamkan;
"para kekasih pd hr i2, sbgian menjadi musuh sbgian yg lain... Kec org2 yg bertaqwa"

AlKhansa yang Bercahaya: tentang HAURA

AlKhansa yang Bercahaya: tentang HAURA

Rabu, 03 Agustus 2011

tentang HAURA

Haura, akan tetap tegar dalam terpaan apapun..
karna Haura bukan bicara tentang aku, kamu, dan dia saja
Haura adalah KITA
bersama untuk menjadi kuat
berukhuwah untuk menjadi indah
saling memahami untuk menjadi tentram
Haura adalah anugrah dan suguhan ukhuwah keindahan..
tetap bersama, tetap saling merangkul.. dalam keindahan dan kepahitan..

_catatan cerita hampa_

Semua tetap sama
.kosong.
Detik yg d janjikan membawa bau yg amat busuk

Wajar jika paradigma diri menjadi harus
Memicingkan mata
Dan berkata
"PENIPU"
Krn diri ini tengah menjadi PARADOKS

Rumit?
Ya..
Berbaik sangka?
Sulit
Semua hanya membuat makin buruk

Entah bagaimana bs d jelaskan
Jika pun nanti ada yg bertanya

Kini aku hanya memahami rasaku
Tak peduli dengan mereka, dia, bahkan kamu
Kini aku hilang akal u/ berfikir "baik"

Apa harus menyalahkan diri?
enak aja..!
Memang tdk ada org lain yg patut d salahkan?
kurasa merekapun patut bertanggung jawab..

Semoga msh da otak yg bisa berfikir jernih dan hati yg lapang sehingga mampu meneriakan
"innallah ma'ash shobirin"

Senin, 11 Juli 2011

u/ mereka..

AlKhansa yg bercahaya..

SMA6 adalah keberkahan yang tiada tara u/ seorang yg dian.. Bagaimana tidak? Dian berasal dari keluarga sederhana yg secara sederhana pula mengajarkan islam, memang bapak dan umi begitu protected ttg pergaulan dian tapi tanpa memberi penjelasan papun kenapa tidak boleh begini-begitu.. Hingga pemahaman dian ttg Islam pun menjadi begitu sederhana.

Hingga di bulan mei 2003 ketika lulus smp dian memutuskan u/ masuk sma6, yg sebernya niat awalnya agak melenceng, berawal dr sinilah dian mendapat pencerahan baru yg dapat mengubah paradigma hidup dian hingga sekarang ttg ISLAM..

Dian sgt ingat bagaimana dian terobsesinya memasuki ekskul basket, sblm demo ekskul saat i2 dian dah sering latihan basket d rmh. Tp ketika tiba waktunya demo ekskul, ada yg aneh atw lebih tepatnya seperti ada keajaiban hr itu -beginilah cara Allah membulak-balikan hati manusia-..

Demo ekskul d lakukan d tengah lapangan basket dan d siang hari pula yg super panas. Satu persatu ekskul-ekskul d SMA6 unjuk gigi, walau lupa urutannya, yg pasti awal-awal tdk da ketertarikan sama sekali u/ gabung. Paskibra, MP, kateda, taekwondo, bahkan basket (ekskul yg menjadi obsesi dian) semuanya biasa. Tp da 1 yg tdk biasa. Ketika semua anggotanya masuk atmosfer lapangan langsung adem -gmn g lebay tuh? Tp ini bener terjadi- trus mereka membagi barisan mereka laki2-perempuan (yg sekarang ni dian tw dgn sebutan ikhwan-akhwat) mereka membawa sesuatu yg akn d bagikan u/ kami-peserta MOS- wajah mereka teduh dan penuh senyum -keliatan bgt mereka sering wudhu jd bercahaya wajahnya- wah pokoknya subhanallah bgt..

Ekskul ni membuka penampilan mrk dengan membaca Al-Qur'an -yg ekskul lain g lakuin- dan da nasyidnya, sepanjang lagu kakak yg perempuan membagikan sesuatu yg mereka bw td yang dr situ dian tau ekskul itu bernama ROHIS AL-HADISTIYAH. Maka tanpa fikir lagi dian meng-azzam-kan diri, bahwa inilah pilihan dian.

Mungkin pilihan ni terkesan sedrhana, tp sesungguhnya tdk. berawal dari pilihan ni dian menjadi orang yg berbeda -tentunya menjadi yg jauh lebih baik- ROHIS memprkenalkan mentoring. Dimana lewat mentoring inilah semua yg dian butuhkan terpenuhi. Mentoring g cuma mengajarkan Al-Qur'an, dian n teman2 seperti dibawa kepada pemahamn sedrhana namun begitu mendasar ttg Islam. Mulai dr mengenal pa i2 keseimbangan dlm hidup, mengenal Allah, Rasul, esensi dr Syhadat, hingga adab kepada Ortu, teman, dan makhluk Allah lainnya. Inilah hal2 yang tdk pernah secara terperinci dian dpt d luaran sana.

Awalnya dian berfikir, ini tth mentornya (dl tth mentor dian t'leni nm'y, thanks n I miss u so) qo bajunya aneh bgt, trus baik pula krn slalu mw denger curhat g penting dr dian jg teman2, n terkesan tau segala hal. Tp hal2 itu begitu menarik simpati dian -terutama- sbg adik menteenya. Hingga selalu ingin bertemu dgn beliau setiap pekannya. Pokoknya mentoring tuh slalu jd hiburan bwt dian ketika pelajaran sekolah begitu ruwet.

Waktu berjalan hingga sampai pd masa dmn dian hrz lulus dr SMA. N tth mentorny (nah menjelang lulus tth mentornya jadi t'ely sholihati, miss you teh..) men-challenge dian n teman2 u/ jd mentor seperti mereka saat itu. Spontan kita semua kaget n kompak bilang "gak mau ah teh, khan kita masih bla.. Bla.. Bla..", dengan singkat t'ely cm bilang -begitulah ketika keimanan yg berbicara, langsung masuk ke hati gitu- kurang lebih redaksi begini "bukankah kalian sudah merasakan keindahan Islam, masa kalian mw rasakan i2 sendiri. Ayo, bagi rasa i2 kpd adik2 kalian. Buat adik2 kalian merasakan indahnya Islam jg seperti kalian."
akhirnya sejak saat i2 dian menjadi seperti mereka dengan pantauan dan bantuan dari MR dian hingga saat ni.

Mengikuti mentoring n mengisi mentoring menjadi satu paket tarbiyah dzatiyah u/ dian. Tdk jarang justru dian diingatkan oleh adik2 mentee dian sekarang ktk mmg dian salah. Mereka bs menjadi candu, pompa, madu, bahkan racun d segala suasana iman dian. Tawa, tangis, kecewa, marah, dan segala rasa mereka adl pembelajaran terbaik u/ dian.
Tak heran mengapa Allah memerintahkan Rasul u/ memulai dakwah sembunyi2nya dengan liqo'at d rmh darul arqam, krn ternyata lewat pembinaan semacam i2 qt mudah u/ mengingatkan n berbagi rasa. Subhanallah walhamdulillah jalan ni yang dian tapaki hingga saat ni. Dian hanya penerus estafet dakwah ni y Rabb, semoga Kau ridho dengan kerja sedrhana ni, dan dian tak punya kuasa papun terhadap hati manusia -adek2 mentee- maka ku titipkan mereka agar mrk menjadi generasi penerus estafet selanjutnya..
Wallahu'alam

Senin, 13 Juni 2011

Ibuku harusnya punya banyak gelar

Setujukah kau jika aku berkata bahwa seorang ibu seharusnya mendapat banyak gelar. Double, double degree!! Akan kutunjukkan padamu bagaimana hebatnya seorang Ibu.

Tentu kau telah tahu bagaimana perjuangan ibu dari mulai menjagamu dalam rahimnya selama sembilan bulan?! Sungguh semua itu bukan perkara mudah. Bayangkanlah jika kau membawa beban berat lima kilo saja selama sembilan bulan? Sanggupkah?! Tapi ibu, ia sanggup!. Bahkan kau lebih berat dari sebuah benda berbobot lima kilogram. Karena kau memiliki nyawa yang akan ia jaga dengan sangat hati-hati. Belum lagi drama persalinan yang menjadi bagian paling mengagumkan. Ibu bertaruh nyawa. Ia bertaruh nyawa saat mengeluarkanmu dari rahimnya. Semua itu tentu tak asing lagi bagimu…

Sekarang lihatlah bagaimana Ibu seharusnya mendapat gelar SARJANA SASTRA

Ingatlah saat ia menceritakan sebuah dongeng. Ibu begitu pandai bercerita. Kadang ia ceritakan kisah yang sudah turun temurun ia dengar hingga kita tak pernah tahu siapa pengarangnya. Kadang ia mengarang cerita sendiri. Kadang ia menceritakan cerita yang kau inginkan kemudian ia mengarangnya saat itu juga. Lihatlah bagaimana ia pandai bercerita dan merangkai kata. Bukankah kau pun kalah? Berapa menit waktu kau butuhkan untuk merangkai kata ketika pelajaran mengarang di sekolah?…

Ku pikir ibu pun berhak menyandang gelar SARJANA EKONOMI

Bukankah Ibu begitu Qona’ah dengan nafkah yang diberikan Ayah?. Lihatlah dengan gaji yang segitu ia memastikan bayaran sekolahmu tak pernah nunggak. Kau tetap bisa menyantap makanan tiga kali sehari meski dengan lauk seadanya. Tapi kau kadang merengek meminta sesuatu yang diluar kebutuhan hingga membuat Ibu pusing. Tahukah kau jauh di lubuk hatinya ia ingin kau bisa mendapatkan setiap benda yang kau inginkan. Tapi keuangan memang tidak memungkinkan…

Bagaimana dengan SARJANA TEKNIK?

Ah, aku tidak berlebihan!

Bukankah ketika setrikaannya tidak panas ia telah mencoba mereka-reka penyebabnya?. Meskipun ia tak tahu pasti komponen di dalam setrikaan itu?. Atau ketika ia tersetrum kabel setrikaan yang terkelupas. Ia pun mengambil solasi dan menutupinya. Pun ketika rice cooker berfungsi tak semestinya. Ia menganalisa, mencari penyebab, kemudian mengatasinya. Pernah kulihat Ibu mengganjelnya dengan batu. Jika kau sarjana tehnik, ahli madya, atau masih calon. Jangan kau tertawakan tehnik penyelesaiannya!. Bukankah ia tidak berkutat dengan rumus sepertimu?. Bukankah ia tidak pernah mengerjakan serangkaian tugas praktikum?. Tentu wajar jika ia menyelesaikan semua itu dengan cara yang paling tradisional sesuai dengan kemampuan akalnya. Toh semua itu berhasil. Dan aku tetap akan memberinya gelar ST !.

Meskipun Ibu tak pernah masuk jurusan IKK (Ilmu Kesejahteraan Keluarga: Tata Boga, Tata Busana, Tata Rias). Tapi ia sangat ahli dalam urusan ini. aku yakin kali ini kau tak akan membantahnya!. Karena kau telah merasakan lezatnya masakan yang Ibu buat. Masih ingatkah ketika seragam sekolahmu terlalu besar?. Ia yang mengecilkannya. Hanya dengan bermodal jarum dan benang tanpa mesin jahit. Ah, meski Ibu tak terlalu pandai berdandan ku rasa kau setuju bahwa ia punya kecantikan yang terpancar dari dalam. Inner beauty yang dengannya Ibu berhasil menarik hati Ayah. Ingatkah kau saat ia menata rambutmu. Menyisrnya sebelum kau berangkat sekolah ketika kecil dulu. Kadang kuncir dua lengkap dengan poni. Kadang ia sematkan jepitan berbentuk topi di rambutmu. Jepitan yang masih di ingat oleh teman TK mu dulu. Hingga seolah-olah jepitan topi menjadi ciri khasmu. Lihatlah kau menjadi gadis kecil yang lucu dan manis. Atau mungkin sempat terlupa dari ingatanmu bahwa ia mengusulkan baju adat Padang pada karnaval 17-an dulu. Padahal jelas kau bukan orang Padang. Karena baju adat Padang yang memakai bawahan celana akan lebih memudahkanmu berjalan. Lihatlah kau menjadi pemuda cilik yang gagah.

Ibu pun berhak menyandang gelar SARJANA PSIKOLOGI

Meskipun Ibu tak pernah mempelajari teori perkembangan Piage dan Erickson tapi Ibu mampu memahami saat kau tengah menjalani setiap tahap perkembangan. Ia begitu penuh perhatian saat kau bercerita tentang seorang pujaan hati. Dengan wajah sumringah kau menuturkan setiap momen indah tentang pujaan hatimu. Pun ketika kau tak lagi bercerita tentang sang pujaan hati, kau lebih banyak diam. Ibu tahu sesuatu yang tidak menyenangkan telah terjadi. Dan ibu pun tahu menanyakan kenapa hanyalah akan membuatmu bingung dan sedih…Ketika kau berhasil lulus dari sekolah menengah pertama dan mengekspresikannya dengan mencoret-coret baju, ia tak melarangmu pun Karena kau tidak berlebihan melampiaskan kegembiraanmu. Ibu pun ikut menulis namamu di seragam kebangganmu dengan spidol warna-warni. Namamu yang di akhiri dengan akhiran –ku. Menunjukkan betapa kau miliknya begitu berharga.

aku tahu gelar DOKTER begitu membanggakan dan sulit diraih. Tapi ku rasa ibu berhak menyandangnya.

Ingatlah saat kau demam, masuk angin. Ia membalurkan parutan jahe dan bawang merah ke tubuhmu. Ibu tidak mengerokmu karena ia tahu kerokan itu terlalu sakit bagimu. Pun ketika kau diare ia membuatkan larutan gula dan garam untuk menghentikan diaremu. Dan Biidznillah semua itu berhasil menyembuhkan sakitmu…

Kenapa aku lupa?

Bukankah Ibu berhak meraih gelar SARJANA PENDIDIKAN?

Tentu. Sejak awal Ibulah gurumu. Ia mengajarimu dari mulai doa mau tidur, doa mau makan, dan doa-doa sehari-hari lainnya. Saat kau kesulitan menyelesaikan soal perkalian ia membantumu meski terkadang kau lihat ia begitu gemas karena kau sudah mulai bosan. Bukankah ia pula yang pertama kali mengajarimu membaca waktu. Ketika di dapur ia menyuruhmu melihat jam. Dan Ibu hanya bertanya. “Jarum Panjang di angka berapa?. Jarum Pendek di angka berapa?”. Setelah kau memberitahunya. Ia akan menjawab “Oh, jam sekian”. Hingga perlahan-lahan kau mengerti cara membacanya.

Dan Ibu berhak menyandang gelar AHLI GIZI

Bukankah ia telah berusaha dengan uang belanja seadanya, ibu memasak hidangan bermutu agar kau tumbuh menjadi anak yang sehat?

Belum lagi SARJANA PERTANIAN

Meski tak memiliki tanah berhektar-hektar. Tapi Ibu berusaha agar halamannya hijau. Ia begitu memperhatikan tanaman-tanaman di sekitar rumah.

Kini, setujukah kau jika Ibu berhak mendapat semua gelar itu?


Kadang ia melakukan semua keahliannya secara bersamaan. Saat ia menggoreng bakwan sambil menggendongmu dan bercerita agar kau tidak rewel ia tengah menjadi ahli kuliner sekaligus ahli dongeng. Saat ia tengah mengajarimu mengerjakan PR sambil menjahit baju seragammu yang kebesaran agar bisa kau kenakan esok ke sekolah, ia tengah menjadi guru sekaligus seorang tailor!

Semua itu ia lakukan dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan cinta. Ibu tak mengharap cintanya akan terbalas dengan seluruh gajimu ketika kau telah bekerja. Karena Ibu tahu sebagian besar gajimu akan kau berikan untuk anak dan istrimu. Ibu tahu itu, dan Ibu tak mempermasalahkannya. Karena ia tak ingin kau menjadi kepala keluarga yang tak bertanggung jawab.

Masih ingatkah saat Ibu menyuruhmu untuk tidak terlalu lama keluar rumah. bahkan ia melarangmu untuk kos. Karena Ibu tahu sebentar lagi waktumu akan lebih banyak kau habiskan bersama suamimu. Ya, kini ibu tengah menikmati saat-saat kau menjadi miliknya. Menikmati setiap kebersamaan denganmu. Pun ketika seorang lelaki sholeh melamarmu, menikahimu, ia akan berdoa dengan penuh kekhusyuan agar kau selamat mengarungi bahtera rumah tanggamu.

Untukmu yang tengah berselisih paham dengan Ibu. Berlarilah segela ke pangkuannya. Sungguh aku rasa ia akan memaafkanmu. Siapakah orang yang lebih tulus memaafkan dan lebih cepat melupakan kesalahanmu daripada Ibu?. Segeralah…sebelum kau tak pernah lagi bisa bersandar di pangkuannya. Untukmu yang tak pernah berlemah lembut pada Ibu. Cobalah sepulang kuliah untuk mencium tangannya dan mencium keningnya sambil mengatakan “aku sayang Ibu”. Kenapa kau harus malu?

Tulisan ini ku persembahkan untuk Ibu di seluruh dunia sebagai apresiasi atas jasa-jasanya. ku persembahkan juga untuk seluruh anak sebagai pelajaran untuk berbakti kepada kedua orang tua khususnya Ibu (seperti sabda Rasulullah). Ku persembahkan untuk seluruh calon Ibu sebagai masukan, dorongan, dan tantangan.


Inspired by : My Lovely Mom dan Ibu-Ibu luar biasa lainnya (by daksinapati)
sumber : http://mulyliani.blogspot.com/2010/06/ibuku-seharusnya-mendapat-banyak-gelar.html